Jumat, 15 Juli 2011

Toraja Utara salah satu daerah tertinggal di Sulsel.

Walaupun Toraja Utara memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan, namun Toraja utara masih tetap masuk dalam salah satu daerah tertinggal di Sulawesi Selatan, setelah Pangkep, jeneponto dan Selayar. Hal ini sesuai dengan Kajian yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)yang
mengidentifikasi empat daerah tertinggal di Sulsel. Daerah tertinggal itu, yakni, Kepulauan Selayar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Toraja Utara.

Kategori daerah tertinggal itu berdasarkan penilaian banyak faktor. Di antaranya, rendahnya taraf perekonomian masyarakat, minimnya pelayanan kesehatan, dan belum memiliki kualitas layanan yang memadai. Faktor lain adalah taraf pendidikan yang belum berkualitas, masih minimnya infrastruktur, kemampuan keuangan daerah dan karakteristik daerah itu dalam hal konflik sosial-politik.

Masuknya Toraja Utara sebagai daerah tertinggal, menjadi tantangan bagi bupati Frederik Batti Sorring bersama jajaran dan stakeholder lainnya termasuk pihak swasta untuk melakukan peningkatan kesejahteraan dan pembangunan. Demikian kata Helmy Faisal Zaini, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal di Hotel Misiliana Rantepao, beberapa waktu yang lalu.

Hendaknya pemerintah dapat lebih memperhatikan dan memberdayakan kelompok tani, karena salah satu unggulan spesifik Toraja Utara, yang hanya menunggu sentuhan teknologi sederhana adalah markisa dan tamarillo. "Program pembangunan infrastruktur jalan sebagai urat nadi perputaran ekonomi antar desa dan kota, merupakan kebutuhan mendesak yang harus dilakukan bupati Batti Sorring karena akan berakselerasi dengan pembangunan lainnya seperti pendidikan dan kesehatan, juga wisata," kata Helmy Faisal.

Saat mengunjungi Kecamatan Bangkelekila, Helmy Faisal mengaku melihat sarana jalan kelas satu dan dua mengalami kerusakan yang begitu parah. Bupati Toraja Utara, Batti Sorring, pun mengakui bahwa kondisi ini akan menjadi motifasi bagi dirinya untuk melakukan suatu terobosan. Salah satunya, dengan meningkatkan komoditi, seperti kopi dan coklat yang telah dikenal luas di dunia internasional. Pembangunan pertanian dan perkebunan akan menjadi skala perioritas. "Untuk kebutuhan pokok masyarakat, seperti air dan listrik, telah dirintis. Tinggal menunggu untuk diresmikan dan dioperasikan," pungkas bupati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar