Kamis, 14 Juli 2011

Giliran Masyarakat Mengkendek yang menanam pohon di tengah jalan.

Ilustrasi
Setelah Masyarakat Kamali' Pentalluan, Kec. Makale menanam pisang di tengah jalan beberapa waktu yang lalu, kali ini giliran masyarakat Ge'tengan Kec. Mengkendek, Kab. Tana Toraja yang melakukan penanaman pisang di tengah jalan.
Aksi itu sebagai bentuk protes warga terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja (Tator). Pasalnya,kondisi jalan yang menjadi akses utama perekonomian warga setempat rusak dan berlumpur. Salah satu tokoh masyarakat setempat,Tadu,48,kepada wartawan, mengatakan, sebelumnya kondisi jalan sebagian beraspal, tetapi sudah mengelupas dan berlubang. Beberapa hari sebelum Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi pembangunan Bandara Buntu Kunyi, Pemkab Tator menimbun badan jalan menggunakan tanah karena akan dilewati rombongan gubernur.


Namun, beberapa hari terakhir, ketika hujan deras mengguyur Desa Rantekalua dan sekitarnya, badan jalan yang ditimbuni tanah itu berlumpur dan licin. Hingga kini belum ada perhatian dan perbaikan dari Pemkab Tator. “Jalan di desa kami ditimbuni tanah karena akan dilewati rombongan gubernur. Saat hujan turun,jalan ini menjadi berlumpur dan licin. Sudah ada beberapa warga yang terjatuh saat melintas di jalan yang berlumpur,”katanya. Menurut dia, aksi tanam pohon pisang dilakukan warga untuk mendesak Pemkab Tator memperbaiki jalan yang ditimbuni tanah.
Aksi ini akan terus digelar sampai aspirasi warga dipenuhi dengan memperbaiki badan jalan yang ditimbuni tanah. Ketua DPRD Tator Welem Sambolangi ikut mendesak agar aspirasi warga diperhatikan. Jalan yang ditanami pohon pisang harus segera diperbaiki. “Pemkab tidak bisa menutup mata dengan aspirasi warga yang ingin jalan desa mereka segera diperbaiki,”ujarnya. Legislator asal Partai Golkar itu meminta agar aksi tanam pohon di tengah jalan tidak dijadikan modus menyampaikan aspirasi.
Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan aspirasi dengan santun kepada pemerintah setempat. “Saya berharap aksi tanam pohon pisang di tengah jalan jangan dijadikan tren di masyarakat,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Dinas PU Tator John Tolla saat dihubungi SINDO, belum bisa memberikan tanggapan terkait aksi warga Kelurahan Rantekalua itu. Dia mengaku sedang mengikuti rapat dengan BPK di Makassar.



Sumber : Seputar Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar